Virtual Address
Search Engine Google, Bing, Yahoo, Baidu, Yandex and Duckduckgo
Kesalahan dalam Berinvestasi – Otoritas Jasa Keuangan dalam materi edukasinya (20/11/2020) menyatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan berinvestasi. Namun terkadang investor salah, sehingga investasinya tidak membawa hasil yang diharapkan.
Menurut OJK, tujuh kesalahan yang sering dilakukan dalam berinvestasi harus dihindari, tetapi disini kita menambahkan beberapa kesalahan dalam berinvestasi, apa aja itu? yuk simak penjelasannya berikut ini.
Tujuan investasi berkaitan erat dengan jumlah uang yang diharapkan di masa depan, pengembalian investasi dan tingkat risiko investasi yang bersedia Anda tanggung.
Jika Anda memiliki tujuan berinvestasi dana kuliah yang akan memakan waktu 10-15 tahun dari sekarang, maka berinvestasi di saham atau reksa dana adalah pilihan yang sangat baik.
Sebagian besar investor, terutama pemula, tidak memiliki tujuan investasi yang jelas. “Kebanyakan hanya ikut-ikutan, tapi tidak mengerti alat yang digunakan untuk investasi. Karena investasi butuh tujuan yang jelas,” kata OJK.
Kesalahan dalam berinvestasi, risiko selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan hasil investasi. Semakin banyak uang yang diinvestasikan, semakin besar risikonya. Banyak investor yang tergiur dengan tingkat keuntungan yang tidak masuk akal, terutama ketika risiko yang ditawarkan kecil.
“Jangan sampai tergiur dengan janji keuntungan yang tidak wajar,” OJK menekankan.
Aturan utama yang berlaku untuk berinvestasi adalah bahwa semakin tinggi risiko yang bersedia Anda ambil, semakin tinggi pengembaliannya.
Dengan demikian, tidak mungkin untuk mengandalkan pengembalian yang tinggi jika Anda ragu untuk berinvestasi pada instrumen berisiko tinggi.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, Anda harus membuat perhitungan yang jelas dan memadai. Silakan lakukan ini sebelum menginvestasikan dana yang cukup besar ke dalam kendaraan investasi.
“Perlu dianalisa secara cermat keuntungan yang mungkin diperoleh dalam jangka waktu tertentu dan risiko yang mungkin terjadi,” jelas OJK.
Seperti yang telah kami jelaskan di atas, masing-masing instrumen investasi memberikan pengembalian jangka panjang yang optimal, misalnya saham, dan ada juga instrumen yang memberikan hasil investasi optimal dalam jangka pendek hingga 3 tahun.
Jika saat ini Anda sedang berinvestasi di pasar saham dan melihat bahwa setelah 1-2 tahun imbal hasil berfluktuasi dan cenderung menurun, jangan panik tentang hal ini.
Fluktuasi saham sangat wajar dalam jangka pendek, sehingga jenis investasi ini lebih cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang di atas 10 tahun.
Setiap alat investasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pilih instrumen yang sesuai dengan kebutuhan kita. Sesuaikan jangka waktu investasi dan tujuan yang ingin kita capai.
Sementara investasi berorientasi pada masa depan, investasi perlu ditinjau atau dinilai secara teratur.
Kami menyarankan Anda secara teratur dan terus-menerus memeriksa investasi Anda setidaknya setiap 3 bulan sekali.
Diversifikasi berarti pendistribusian portofolio yang dimiliki oleh berbagai jenis risiko investasi yang ada guna mengurangi tingkat potensi kerugian.
Misalnya, Anda mendistribusikan investasi dalam obligasi, saham, real estat, pinjaman peer-to-peer, dan logam mulia.
Ketika satu instrumen investasi jatuh nilainya, jenis investasi lain dapat mengimbangi kerugian yang Anda terima.
Tentu saja, Anda tidak bisa mendapatkan hal seperti ini jika Anda menginvestasikan semua uang Anda hanya dalam satu jenis kendaraan investasi.
Jangan sampai kita menaruh semua uang kita pada satu alat investasi. Karena jika alat tersebut mengalami kerugian, maka resikonya akan lebih besar.
Kesalahan dalam berinvestasi menurut OJK, kedisiplinan diperlukan untuk menghindari hal-hal yang mengaburkan tujuan investasi kita. Karena pemeliharaan lebih sulit daripada memperoleh kekayaan.
Tidak ada investasi yang tidak mengandung resiko sama sekali, semua jenis investasi pasti memiliki resiko dan yang membedakan hanyalah tingkat resiko yang dimiliki.
Jika Anda masih muda dan memiliki profil risiko yang agresif, tidak ada salahnya untuk mengambil risiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan return yang lebih tinggi.
Jika Anda tidak yakin dengan jenis risiko yang akan Anda ambil, Anda harus mengetahui resiko investasi dan tujuan investasi serta jangka waktu investasi Anda sebelumnya.
Ini adalah kesalahan umum yang sering dilakukan oleh investor pemula. Semangat yang terlalu mulia tanpa pertimbangan yang matang bisa membuat kita salah mengambil keputusan. “Pada akhirnya itu menghambat peluang Anda untuk mendapatkan pengembalian yang tinggi,” kata OJK.
Inflasi adalah kenaikan umum harga dalam perekonomian, yang menyebabkan penurunan daya beli penduduk. Ini adalah salah satu alasan mengapa nilai uang Anda menurun setiap tahun.
Jika Anda mengabaikan inflasi dan hanya menyimpan uang Anda di tabungan, jangan heran jika uang Anda jatuh nilainya.
Tingkat inflasi rata-rata di Indonesia adalah antara 3% dan 8% per tahun, dan sebagai investor yang cerdas, Anda harus dapat menemukan kendaraan investasi yang memiliki tingkat pengembalian lebih tinggi daripada tingkat inflasi.
Nahh, demikianlah ulasan kesalahan dalam berinvestasi yang harus dihindari, semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.
Ref: koinworks, bareksa.