Virtual Address

Search Engine Google, Bing, Yahoo, Baidu, Yandex and Duckduckgo

Hama dan Penyakit Bawang Putih Beserta Cara Pengendalianya

Hama dan Penyakit Bawang Putih Beserta Cara Pengendalianya – Bawang putih merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki banyak manfaat. Maka tak heran apabila kebutuhan bawang putih terus mengalami peningkatan yang segnifikan.

Peningkatan tersebut membuat budidaya bawang putih menjadi suatu peluang usaha yang memiliki prospek yang bagus dan menjanjikan. Akan tetapi, setiap budidaya pasti ada kendala yang harus dihadapi oleh petani, salah satunya yaitu hama dan penyakit.

Kehadiran hama dalam budidaya bawang putih menjadi ancaman yang serius bagi petani. Banyak petani bawang putih yang hasil panenya berkurang, dan bahkan kehilangan hasil karena disebabkan oleh hama dan penyakit.

Oleh karena itu, petani harus banyak belajar terkait cara mengatasi hama dan penyakit pada budidaya bawang putih. Hal tersebut dimaksudkan supaya petani tidak kehilangan hasil panenya karena hadirnya hama dan penyakit yang mengganggu tanaman.

Pada pertemuan kali ini Santuynesia.com ingin berbagi informasi terkait Hama dan Penyakit Bawang Putih Beserta Cara Pengendalianya.

Inilah Hama Bawang Putih Beserta Cara Pengendalianya

1. Nematoda akar (Ditylenchus dipsaci Khun)

Hama nematoda akar menyerang pangkal titik tumbuh dan umbi tanaman bawang. Sehingga, mengakibatkan umbi mejadi lunak, pangkal titik tumbuh membengkak dan ujung akar mengering serta keriting.

Akibat dari kerusakan akar ini membuat tanaman tidak bisa menyerap unsur hara dari dalam tanah. Hal tersebut mengakibatkan tanaman bawang yang terserang nematoda akan tumbuh kerdil.

Selain itu pangakal titik akan tumbuh membesar, daun menggulung, berlipat, kemudian menguning dan pada akhirnya  mati.

Pengendalianya dengan cara melakukan rotasi tanam, sanitasi lahan dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang, pengolahan lahan secara tepat. Selain itu dapat menggunakan pestisida, seperti Nemagon 5G, Furadan 3G, Temik, dan lain-lain.

2. Ulat daun (Spodoptera litura Fabricius)

Ulat daun merupakan jenis hama yang memiliki ciri khas pada coraknya. Yaitu, pada perut ke empat dan ke sepuluh berbentuk seperti bulan sabit berwarna hitam dan dibatasi oleh warna kuning pada samping dan punggungnya.

Ulat daun adalah hama yang menyerang seluruh jaringan daun bawang putih. Serangan ulat daun pada umumnya terjadi pada daun-daun yang masih muda. Gejala yang tampak oleh serangan ulat daun, yaitu terdapat luka pada daun karena bekas gigitan dibagian tepi dan ujung daun.

Gigitan tersebut berwarna putih, sehingga tampak bercak-bercak berwarna putih. Ulat daun mulai beraktivitas dan menyerang tanaman pada waktu malam hari, sedangkan pada siang hari bersembunyi pada tempat- tempat yang lembab.

Cara pengendalian ulat daun dapat dilakukan dengan memotong dan memusnahkan daun yang terserang maupun daun yang digunakan sebagai sarang telur.

Baca Juga  Khasiat Manfaat Daun Mangkokan Untuk Kesehatan dan Kecantikan

Selain itu gunakan pestisida, seperti Ekalux 25 EC, Atabron, Diazinon 60 EC, atau Hostathion 40 EC.

3. Ulat grayak (Spodoptera exigua Hubner)

Spodoptera exigua merupakan jenis hama yang memiliki beberapa variasi warna, antara lain hijau, coklat muda dan hitam kecoklatan. Hama tanaman bawang yang satu ini memiliki ukuran tubuh sekitar 2,5 cm.

Imago sering meletakkan telurnya pada permukaan daun bawang, dan telur tersebut berbentuk oval.

Tanaman yang terserang ulat ini memiliki ciri daun tampak terkulai layu dan berwarna putih transparan. Hal tersebut dikarenakan ulat ini memakan bagian dalam daun yang lunak dan menyisakan lapisan epidermisnya saja, sehingga daun tampak tipis.

Selain menyerang bawang putih, hama Spodoptera exigua juga dapat menyerang bawang merah, kucai, cabai, dan kacang-kacangan, seperti kacang tanah dan kedelai.

Cara pengendalian hama ini, yaitu mengambil daun yang terserang dan juga daun yang terdapat telur dari hama ini, kemudian musnahkan dengan cara dibakar.

Kemudian lakukan rotasi tanam dengan tanaman yang tidak diserang oleh hama ini, sanitasi lahan dan atur jarak tanam supaya jangan terlalu dekat.

Gunakan insektisida seperti regent, larvin, prevathon, curacron, pegasus, raydent, metindo dan sebagainya. Pastikan dosis penggunaan secara tepat, dan lakukan penyemprotan pada waktu yang tepat.

Seperti yang kita tahu bahwa hama ini aktif di malam hari, maka lakukan penyemprotan pada waktu sore menjelang malam.

4. Kutu bawang (Thrips tabaci Lindeman)

Kutu bawang (trips tabaci Lindeman) merupakan jenis hama yang memiliki ukuran sangat kecil, sehingga susah untuk dilihat secara kasat mata. Apabila telah dewasa hama ini berukuran lebih dari 1 mm, dan berwarna kuning pucat, coklat , atau hitam.

Semakin rendah suhu pada suatu lingkungan akan membuat hama ini berwarna semakin gelap. Hama trips jantang tidak memiliki sayap, sedangkan yang betina memiliki dua buah sayap halus dan berumbai.

Hama trips menyerang bawang putih baik masih dalam bentuk larva maupun dewasa. Hama ini menyerang tanaman bawang merah dengan cara menghisap bagian cairan daun dan juga bagian lain dari tanaman tersebut.

Tanaman bawang putih yang terserang hama ini, yaitu daunnya menjadi kuning, berkerut atau keriting, dan pada akhirnya akan layu. Tanaman bawang putih yang terserang umbinya akan kecil dan kualitasnya rendah.

Cara pengendalianya, yaitu dapat menggunakan insektisida sitemik yang bekerja dari dalam tanaman dan meracuni serangga yang menghisap cairan tanaman. Bahan aktif yang dipakai untuk membasmi hama trips adalah imadikoplorid.

Contoh insektisida sistemik, antara lain besvidor, interprid, dan confidor. Sebaiknya diaplikasikan pada sore hari dengan interval penggunaan 7 sampai 10 hari sekali.

5. Ulat tanah (Agotis Ipsilon)

Ulat tanah (Agotis Ipsilon), masih termasuk ordo dari Lepidoptera dan family Noctidae. Ulat tanah ini tersebar banyak di Indonesia dan menyerang semua jenis tanaman Polifag.

Ulat tanah memiliki warna coklat tua sampai kehitaman pada bagian punggungnya, dan pada bagian perut berwarna lebih muda. Selain itu juga terdapat garis hitam dan tonjolan yang lebih muda pada bagian punggung ulat tersebut.

Baca Juga  Metodologi Ilmu Ekonomi Islam

Ulat tanah memiliki ukuran panjang sekitar 3,5 cm dan aktif pada waktu malam hari sedangkan waktu siang bersembunyi didalam tanah.

Ulat ini menyerang tanaman dengan cara memotong bagian pangkal tanaman, dan keberadaanya tidak jauh dai tanaman yang terserang. Biasanya apabila tanah di sekitar tanaman dikorek-korek, maka akan ditemukan larva tersebut.

Yang menjadi tanaman inang ulat tanah ialah tanaman muda, seperti halnya jagung, cabai, dan tomat.

Cara pengendalian ulat tanah, yaitu dengan cara mencari larva tersebut dan memusnahkanya, lakukan rotasi tanam. Selain itu, ketika buka lahan bersihkan sisa tanaman dan genangi air.

Anda juga bisa menyemprotkan insektisida yang berbahan aktif Klorfirifos, spinetoram, dan  karbofuran.

Penyakit Bawang Putih Beserta Cara Pengendalianya

1 . Busuk Fussarium (Fussarium oxysporum Schlect)

Layu fussarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh cendawan fussarium oxyporum. Cendawan ini menginfeksi tanaman bawang putih melalui luka-luka yang terjadi pada tanaman.

Luka tersebut terdapat sepertihalnya pada akar karena pendangiran yang kurang berhati-hati, luka karena hama, pemangkasan, dan lain-lain.

Penyakit ini juga dapat menyerang umbi bawang putih setelah panen atau pada waktu penyimpanan. Dimana serangan tersebut dicirakan dengan permukaan pada bagian yang terserang tampak basah, kemudian umbi akan menjadi lunak dan pada akhirnya berwarna coklat membusuk.

Serangan yang terjadi pada umbi ini biasanya disebabkan karena penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik.

Pada tanaman yang dibudidayakan serangan penyakit ini dicirikan dengan daun-daun yang mulai layu dari ujung berwarna kuning dan melengkung . Selain itu, tanaman terlihat terkulai seperti akan roboh dan jika dibongkar pada umbi maka akan tampak koloni jamur berwarna putih.

Jika penyakit ini bersumber dari benih yang digunakan, maka akan nampak pada tanaman setelah berumur 10 hari setelah tanam. Sedangkan apabila penyakit ini ditularkan dari tanah, maka akan terlihat setelah tanaman berumur 3 minggu setelah tanam.

Cara pengendalianya, yaitu cabut dan musnahkan tanaman yang terserang, gunakan mulsa plastik dan lakukan pendangiran dengan hati-hati. Lakukan rotasi tanam yang bukan merupakan tanaman inang, lakukan sanitasi lahan, dan  kondisikan draenase sebaik mungkin.

Selain itu lakukan perlakuan benih dengan cara menaburkan fungisida pada benih ketika 3 hari sebelum dilakukan penanaman dengan dosis yang tepat. Sedangkan pada lahan yang endemis fussarium berikan fungisida pada lahan setelah dilakukan pengolahan lahan.

Gunakan pupuk yang mengandung agen hayati Trichoderma sp atau trichocompos serta Gliocladium sp yang ditaburkan pada bedengan sebelum tanam.Untuk memberantas penyakit ini dapat menggunakan fungisida misalnva Benlate, Difolatan 4 F, atau Manzate D.

2. Bercak Ungu (Alternaria porri)

Bercak ungu merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Dimana penyakit ini  juga merupakan salah satu jenis penyakit tanaman yang telah tersebar diseluruh dunia.  Penyakit bercak ungu banyak menyerang tanaman yang telah memasuki fase pembentukan umbi.

Akan tetapi, penyakit ini juga menyerang tanaman yang masih muda apabila cuaca mendukung yaitu pada waktu musim hujan. Gejala awal penyakit bercak ungu yaitu munculnya bercak putih yang kemudian membesar dan tampak bercincin serta warnaya menjadi ungu.

Baca Juga  Ini 6 Jenis Tanaman Obat Untuk Jamu

Sedangkan pada bagian tengah terdapat bintik berwarna hitam yang dikelilingi warna kuning yang dapat meluas.

Pada cuaca yang lembab bercak ini tertutup oleh jamur yang berwarna coklat tua kehitam. Dan pada serangan yang parah akan menyebabkan daun dan batang semu menjadi kering.

Adapun peyebaran penyakit ini melalui hembusan angin, tanah, air, maupun dari alat pertanian yang terkontaminasi oleh spora jamur.

Cara pengendalian yaitu memangkas bagian tanaman yang terserang penyakit bercak ungu kemudian memusnahkanya. Lakukan rotasi tanam yang bukan merupakan tanaman inang, lakukan sanitasi lahan, dan  kondisikan draenase sebaik mungkin.

Selain itu penyakit ini dapat juga anda berantas menggunakan fungsida, misalnya Daconil, Defolatan 4F, Dithane M-45.

3. Embun bulu /Embun tepung (Perenospora destructor)

Embun bulu merupakan penyakit yang menyerang tanaman jenis bawang-bawangnan dan  disebabkan oleh cendawan Perenospora destructor. Dimana penyakit ini ditularkan melalui angin dan biasanya berjangkit pada masa awal pembentukan umbi.

Adapun gejala dari embun bulu, yaitu ditandai dengan munculnya bintik-bintik abu-abu atau hijau pucat pada bagian ujung daun yang terserang. Ketika kelembaban tinggi dan turun hujan, maka bintik-bintik akan cepat melebar dan berubah warna menjadi ungu, kemudian tanaman akan mati.

Kondisi lingkungan yang optimum untuk perkembangan penyakit ini yaitu suhu 15oC dengan kelembaban yang tinggi selama 6-12 jam.

Cara pengendalian penyakit ini dengan cara memangkas pada bagian tanaman yang sakit kemudian memusnahkanya. Selain itu juga dapat dilakukan pengendalian secara kimia dengan menggunkan pestisida, misalnya Daconil 75 WP, Antracol 70 WP, atau Dithane M-45.

4. Bercak daun (Cercospora duddiae Welles)

Bercak daun pada bawang putih merupakan penyakit yang disebabkan oleh cendawan Cercospora dudiae. Cendawan ini memiliki konidium berwarna bening (hialin), berbentuk ramping lurus atau bengkok, pangkalnya tumpul, meruncing keujung dan memiliki banyak sekat.

Konidium berkecambah dengan membentuk buluh dan menginfeksi tanaman lewat stomata.

Serangan cendawan tersebut dimaulai dari terjadinya klorosis berbentuk bulat berdiameter 3-5mm dan berwarna kuning pada ujung-ujung bagian daun. Biasanya bercak paling banyak terdapat pada ujung sebelah luar daun.

Adapun cara pengendalian penyakit bercak daun yaitu dengan memusnahkan tanaman yang terserang dengan cara dibakar. Lakukan rotasi tanam yang bukan merupakan tanaman inang, sanitasi lahan dan gunakan bibit sehat.

Jika tanaman tekena air hujan segera siram tanaman menggunakan air bersih supaya tidak ada patogen yang menempel pada daun.

Selain itu gunakan agen hayati dengan cara menyemprotkan Psedomonas fluorescens 20 cc per liter air dengan volume semprot 500 liter per hektar sebanyak 1 – 2 kali per minggu.

Hal ini dilakukan jika terdapat tanda-tanda gejala bercak daun. Semprotkan juga fungisida untuk mengatasi penyakit tersebut.

Sekian artikel tentang, Hama dan Penyakit Bawang Putih Beserta Cara Pengendalianya. Semoga dapat menjadi referensi bagi anda yang sedang mencari informasi terkait cara mengatasi hama tanaman bawang putih.