Virtual Address
Search Engine Google, Bing, Yahoo, Baidu, Yandex and Duckduckgo
Model pembelajaran kontekstual mempermudah siswa memahami makna dari materi berdasarkan pendekatan kehidupan nyata. Pelaksanaan kegiatan belajar pada Kurikulum 2013 seringkali menerapkan pembelajaran kontekstual.
Tujuan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar. Model ini dapat memperjelaskan kerangka konseptual materi.
Pengertian model pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep materi yang dikaitkan dengan kehidupan nyata. Model ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk lebih mendekatkan dengan kehidupan nyatanya. Sehingga, siswa lebih bisa memahami dan menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari terhadap kehidupan sehari-hari.
Dimungkinkan minat siswa juga akan meningkat akibat mengetahui kebermanfaatan ilmu yang dipelajarinya terhadap kehidupan nyata. Seorang siswa terkadang belum mampu memaknai suatu ilmu pengetahuan dikarenakan masih awam dengan apa yang sedang dibahas.
Oleh sebab itulah, siswa membutuhkan pendekatan dengan kehidupan nyata yakni melalui pembelajaran kontekstual untuk membentuk konsep, memaknai, dan generalisasikan materi. Jadi ilmu pengetahuan tidak ditransfer dari guru ke siswa, melainkan siswa sendirilah yang membangunnya melalui berbagai pengalaman belajar.
Pembelajaran kontekstual mendorong siswa menghubungkan antar materi satu dengan lainnya. Sehingga, suatu topic tertentu tak terselesaikan sekali saja. Melainkan bisa ditindak lanjuti dengan belajar secara berkesinambungan.
Dalam proses menggunakan metode pembelajaran kontekstual, guru lebih berperan pada segi penyiapan fasilitas daripada memberikan informasi. Pada prinsipnya guru berperan sebagai pengelola kelas dalam sebuah tim belajar bersama.
Gurulah yang memfasilitasi dan mengkondisikan berjalannya pembelajaran. Terdapat beberapa komponen yang terdapat dalam model ini diantaranya, konstruktivisme, inquiry, modeling, learning community, refleksi, dan questioning. Terdapat beberapa langkah pembelajaran kontekstual diantaranya sebagai berikut.
Tidak semua konsep dan istilah bahan materi pembelajaran sudah dipahami seluruh siswa. Setiap siswa akan menciptakan suatu gambar dalam bayangan pikirannya ketika mempelajari sesuatu. Apabila belum pernah menemui sesuatu yang sedang dipelajarinya, siswa tersebut akan kesulitan dalam mempelajari materi karena tidak bisa membayangkan konsep dalam pikirannya. Oleh sebab itulah, hal pertama dalam pembelajaran kontekstual ini adalah mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.
Siswa wajib mengetahui manfaat dari materi yang sedang dipelajari. Guru meyakinkan bahwa materi yang dibahas memberikan manfaat bagi kehidupan sehari-harinya. Manfaat yang jelas dan spesifik harus dirumuskan. Dengan memahami manfaat secara nyata, akan bisa mendorong semangat siswa untuk belajar.
Materi yang sudah dipelajari tak langsung berhenti begitu saja. Akan tetapi, adanya keberlanjutan pembelajaran yakni dengan evaluasi pembelajaran misalnya. Belajar tak hanya di kelas saja, melainkan adanya kesinambungan secara terus menerus, misalnya diberikan motivasi atau tugas yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari di sekitar siswa.
Pengetahuan alangkah lebih baik dibangun oleh siswa sendiri, bukan ditransfer dari guru. Belajar melalui pengalaman akan lebih berkesan dan bermakna karena segala inderanya ikut terlibat dalam prosesnya. Sebaiknya, siswa tak dibatasi pengetahuan apa yang mau dipelajari. Semakin dalam siswa mempelajari materi, maka konstruksi pengetahuannya semakin bagus. Guru hanya memfasilitasi dan mengarahkan proses pembelajaran.
Hal ini dimaksudkan siswa bisa mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki. Setiap siswa memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan pikirannya. Sebagai tenaga pendidik, sebaiknya memberikan kebebasan dalam hal tersebut. Hargai setiap karya siswa dan arahkan jika apa yang dilakukan tidaklah benar.
Agar pembelajaran tidak sia-sia, maka harus ditekuni tanpa adanya paksaan. Pembelajaran yang didorong dengan kemauan yang kuat untuk memperdalam materi akan memberikan arti dan makna.
Model pembelajaran kontekstual ini cocok diterapkan pada Kurikulum 2013. Pasalnya mendorong siswa membangun pengetahuannya sendiri. Pembelajaran memang dituntut berpusat pada siswa, namun juga terdapat kiat-kiat tertentu agar siswa bisa memahami materi walaupun harus membangun pengetahuan sendiri. Salah satu caranya, dengan pembelajaran kontekstual. Alhasil, mempermudah siswa mempelajari materi.